Sabtu, 26 Maret 2011

Antang


Ada “tauwa” empat petak sawah. Padinya berusia ranum, sebelah kanan jalan orang-orang memancing hidup dipinngir danau. Kawasan pemukiman ini tak asing bagi saya, daerah ini bernama Antang. Sepuluh tahun lalu jalanan kesana ini aku selalu melewatinya.
Namun kini, aspal tua tak pernah letih selama 24 jam tengkurap itu sekarang berlubang-lubang. Bukan cuma itu, hujan membuat jalur pinggir kota ini jadi becek, dan laju kendaraanku jadi pendek-pendek. Sebuah mobil angkot menyelip, ia menurunkan penumpang dipinggir jalan. Ah, kurang ajar..! yah itulah kebiasaan sopir angkot, dan juga kebiasaan lainnya. Pikirku mungkin ia sedang buru-buru, ataukah sedang berebut penumpang.
Nafasku kini mulai lega.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar