Selasa, 23 April 2013

Rekreasi/ Kampanye Budaya Tahap Ke 3 Mantra BUMI




Dihari yang sama minggu pagi, tanggal 31 Maret 2013 kami berangkat subuh sebelum matahari pagi terbit. Lampu jalan otomatik belum padam. Kini Anjungan pantai losari sudah mulai dipadati pedagang berkaki lima.

Para penjaja makanan dan minuman, hingga aksi para penjual obat siap menunggu pengunjung pantai losari pagi itu. Produk berkelas market produk teknologi dengan tenda kerucut dengan siap sebar brosur.

Beberapa jam kemudian matahari mulai merangkak dari ujung langit timur, lampu jalanpun mulai meredup. Hiruk pikuk tepian kota pagi ini mulai terasa seperti pasar, rekreasi, olah raga, dan jajanan. Para penjual rutin disana bakal saling mengenal satu sama lainya. Akan tetapi tetap berprinsip siapa duluan dapat lokasi dialah beruntung tempati lokasi strategis untuk jualan.

Anjungan Pantai Losari Makassar sedikit terasa ruang public, namun juga terasa  persaingan ketat seketat perusahaan besar  akan saling sikut si penjual dadakan.

Suara penjual obat dengan kelincahan lidah mulai menarik pengunjung untuk mendekat. Ia menawarkan obat gatal-gatal hingga pencabut bulu ketiak. Orang-orang antusias menyaksikanya, dan berharap juga ada permainan sulap-keajaiban dimiliki oleh sipenjual obat.

Khusus untuk buat olah raga pagi orang-orang dipandu khusus oleh para pelatih senam. Mereka berdiri diatas ketinggian sekitar tiga meter. Lalu dengan iringan musik berdendang. Orang-orang lalu berbaris dengan teratur mengikuti gerak pemandu senam saat itu.
Satu…dua…tiga…empat. Kekiri…kekanan dan seterusnya..

Ditempat lain juga sekelompok anak muda beraksi sendiri ala break dance memperlihatkan bakat hip-hopnya di jalanan.  Lalu juga tiba-tiba sekelompok komunitas sepeda tua ontel mirip-mirip orang Jogyakarta atau berkostum Jendral Sudirman.

Saya juga melihat penghibur aksi topeng monyet hampir kurang lebih empatkali pindah lokasi demi mengumpulkan uang ribuan berkali-kali. Antraksi apapun jenisnya secepat itupula menarik perhatian orang-orang mengelilinginya.

Soal kebersihan lokasi ini akan ditangani oleh petugas kebersihan. Kalau upaya kesadaran sendiri untuk bersih-bersih belum sepenuhnya terasa. Puntung rokok masih terlihat bertebaran dimana-mana, begitupun bungkusan plastic makanan ringan masih dibuang seenakanya semau kita. Sebab tong sampah juga belum memancing orang-orang untuk mengisinya.

Pamplet kampanye kebersihan masih seperti hiasan semata.

Disana ada tempat ibadah masjid mungil berasitektur mungil seperti pelengkap bangunan. Namun karena gara-gara kebutuhan paling mendesak adalah WC umum kurang memadai. Maka sasaran paling empuk buat buang air kecil adalah toilet mesjid.

Tapi ada juga orang sungkam untuk ke wc mesjid, sebab dindingya tembus pandang. Sebab rancangan bangunan mesjid ini memang sebatas untuk keelokan bentuk fisik bangunanya saja.

Pemilu Lancar Tanpa Bencana


KOMIT DAMAI "Pemilu Lancar Tanpa Bencana"

Membicarakan pemilukada tanpa kekerasan. Ini hadir dalam wacana publik Sul-sel mendatang. Pasalanya saat ini Sul-sel akan berhadapan agenda pemilihan pemimpin. Atau pemilihan gubernur Sulawesi selatan mendatang.

Mendukung pemilihan damai tanpa kekerasan merupakan komitrmen proses awal menuju demokrasi yang elegan dan bertanggung jawab.

Berbagai kalangan meng “ gosip” kan bahwa dalam rangka pemilihan calon pemimpin, masyarakat kita masih cendrung untuk terlibat dalam menggerakkan supporter pendukung fanatik yang berlebihan. Sehingga mengakibatkan menghalalkan apa saja dan menggiring massa kemana ia kehendaki.

Hal ini melatar belakangi perbincangan ini. Saya diajak saudara Ibrahim ikut sebuah pertemuan koalisi msayarakat sipil di Wodsy Kafe 4 September 2012. Pemilu damai. Dengan singkatan KOMIT DAMAI. Koalisi ini menggalang sejumlah elemen, termasuk NGO, dan mahasiswa. Terkecuali bukan dari kalangan partisan kandidat murni para calon, hal ini demi melestarikan tujuan murni deklarasi ini kedepan. Menurut Prof Aswanto, bahwa kita refleksi sejenak. Kenapa kita tak lari kesana atau lari kesitu, dalam artian tak berkoalisi dengan para kandidat calon. Namun tujuan kita adalah bagaimana agar masyarakat Sulsel aman itu saja.

Sulit bagi kita untuk meneliti, jika tak ada data lengkap. Apakah kita rela dikoyak-koyak gara-gara pemilu Sulsel. Satu sisi kita punya tujuan bahwa pemilu ini damai. Boleh pilih siapa saja, asalkan pemilihan ini lancer dan damai. Pliihan boleh beda, asal demokrasi berjalan benar.
“ Silahkan pilih sana silahkan pilih situ, jelasnya pemilu ini damai.

Saya pernah dengan dan dapat bisikan, Imam Prasojo, di Sulsel ada sentiment pasar alumni.
Kaderisasi di Makassar  tidak berjalan. Dan banyak orang terlibat dalam sebagai tim sukses. Dan kita yakin semua calon semua menjanji tim mereka. Menurut Wahidin Kamase dari PBHI Sulsel, bahwa hingga saat ini belum ada dari pihak kandidat member edukasi public terhadap calon dan pendukung calon.
Koalisi ini terbuka dan cair, tak terikat dengan kepentingan politik. Maka moga-moga tak dijadikan komoditi.

Lanjut Aswanto,  ruang untuk berbicara sesuatu menjadi sangat sempit. Kita jadi kepepet.
Yang hadir dalam pertemuan ini salaha satunya. HMI, Kelompok CIPAYUNG. PMII.
Target target salah satunya adalah deklarasi, seminar rencana dalam seminar akan menghadirkan stakehorlder. Dan juga melibatkan pelajar SMU sebagai pemilih pemula.

Menngajak Sejumlah Media

Koalisi masyarakat sipil untuk demokrasi damai disingkat “Komit Damai” melukan kunjungan kesejumlah media cetak Kamis 22 Septerber 2012. Salah satunya yaitu Fajar dan Tribun. Dalam kunjungannya dimedia fajar dihadiri Prof Aswanto, Asis, Rusdin Tompo. Menurut Aswanto kepada media Fajar, bahwa  ada keresahan membesar untuk menghadapi pemilu mendatang. Dan kalangan individu maupun masyarakat sipil merasa sangat kwahatir jika akan tercedrainya pemilu mendatang. Dan salah satunnya adalah pemilhan calon gubernur Sulsel mendatang.

Selain itu dalam koalisi ini Asis menambahkan bahwa,  koalisi ini adalah koalisi yang cair dan terbuka. Dan dalam waktu dekat akan ada seminar tentang ini. Dan akan berlanjut dalam bentuk deklarasi dan sarasehan.
Hal yang sama juga dalam kunjungan ke media Tribun, bahwa ada keresahan akan adanya konflik besar. Dan masing-masing “mashab” istilhanya masing-masing punya pendukung besar. Dan berharap juga masing-masing stakeholder, artian masing-masing kandidat juga memilih untuk mendukung pemilu damai ini. Dan berharap akan berlanjut sampai pemilihan presiden 2014 mendatang.