Sabtu, 26 Maret 2011

Mencair dalam Kehidupan

Catatan Juni 2010 lalu.

Tidak tau Ini tulisan apa, tulisan ini meloncat sana sini seperti katak di atas tanah kering setelah itu ketanah lembab yang basah. Kata rekan saya, otak seniman memang bolong-bolong kadang tak logis, cenderung intutif dan tiba-tiba holistik. Kadang melampaui musim, kadang tinggal membatu, dan kadang kemayu sangat romantis melangkolis. Kadang meleleh, menagis, senyum,marah, tertawa keras, terkekeh-kekeh dan sinis. Pikiran abnormal bisa mencairkan kehidupan ditengah carut marutnya kuasa gagasan formalisme.Dan kadang terbang bebas seperi burung. Tulisan ini bukan sulit, tapi rumit dikendalikan.

Dari beranda situs jaringan sosial mengintruksikan “ Tulis status anda,” perintahnya sangat menghibur. Akupun mencobanya. Tapi, aku tak tahu mau tulis apa. Benda elektronik ini membatasi separuh jiwa dan tubuhku untuk menjadi makhluk sosial yang sungguh-sungguh. Berjam-jam kemudian saya belum menulis apa-apa kecuali membolak-balik isi beranda facebook, aku penasaran sendiri melihat banyak status yang aneh, iseng dan kadang curhat itu seperti hiburan saat penat seperti ini. Aku jadi bertanya-tanya begitu banyak sekali orang bikin unek-uneknya sendiri seperti pada orang jenuh, tapi sebenarnya tak jenuh karena justru tumpah ruah disini. Bilang ini yang bilang itu, tapi aku tak biasa bilang apa-apa disini. Aku meloncat kelembar berikutnya cari informasi lain saja dari website informasi pengetahuan dan wawasan siapa tau berguna buat saya pribadi. Masalahnya aku sulit curhat, kecuali tulis penggalan puisi kubebasan sendiri. Aku gampang terharu, maka aku menghindari bahasa yang terlalu dalam dan berperasaan karena saya tak suka terjebak dalam hanyut. Generasi saya memang tetap beda, apa boleh buat interaksi ini harus berbenturan baru berbaur kembali. Assimilasi atau mutualisme simbiosa adalah dapat membentuk kekuatan masyarakat agar kita bisa saling percaya.
Kata teman, penggalan-penggalan kata ini bisa menggantikan SMS Handphon yang dulu selalu bisa pencet tombol macam-macam, lalu kirim sebagai pemberi kabar tentang suara hati kita. Kini dengan monitor 14 inci lagi hari ini, menjawab keluh kesah
yang makin luas menggelembungkan kepala tapi makin minim di depan mata. Oh, dunia seperti ini dalam kulkas, rak-rak berisi minuman dingin, kue dingin, buah-buahan dan ice krim . Ada segelas kopi susu hangat depan meja saja, saya bergaul dan bercengkrama dengan apa saja disana lebih solid dan akrab, dibandingkan menulis status kadang bingung mau tulis apa. Yah, mungkin belum bisa mewakili diriku.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar