Rabu, 06 Februari 2013

Anekdot, Seorang Filsuf.


Seorang filsuf menaiki sebuah kapal. Ia hendak berlayar.  Sesekali ia mondar mandir dalam kapal beserta bukunya sambil menyapa para pelayan kapal. Kemudian kembali lagi masuk dalam bilik kamar.
Suatu waktu dia memanggil pelayan. Dan pelayan kapalpun datang.

“ Ada yang bisa saya bantu tuan?”, tanya pelayan dengan sopan.
“O, tidak! Saya cuma mau bertanya. Apakah kamu pernah belajar tentang psykologi?”
Sang pelayan menjawab campur bingung.

 “Tak pernah pak!”.

Wah.. sayang sekali anda menghabiskan waktu anda, dan tak meluangkan waktu tuk mempelajari ilmu tersebut. Padahal dengan ilmu psykologi, kamu bisa mengetahui banyak hal termasuk bagaimana caranya kamu bisa mengetahui keinginan semua penumpang yang ada di kapal ini.

“Cobalah belajar”, ajar filsuf.

Dan pelayan jadi bingung, lalu pergi.

Filsuf kemudian naik diatas gladak kapal, dan ia melihat dari jauh seorang tukang sapu kapal sibuk dengan pekerjaanya.

Sang Filsuf bertanya lagi kepada tukang sapu dengan berteriak.
Hei, apakah kamu pernah belajar Antropologi?.
Tukang sapu diam dan balik menjawab,

“Hoho, tidak pernah tuan, saya hanya tukan sapu kapal ini”.

Oh, kalau begitu sayang sekali.  Dan kamu menghabiskan waktumu hanya dengan menyapu dalam kapal. Padahal dengan mempelajari antropolgi kamu bisa banyak tahu dan bisa mengetahui semua bangsa-bangsa yang ada didunia ini. Artinya dimana saja kapal ini singgah, kamu bisa bergaul dengan penduduknya dengan mudah.

Tukang sapu kapal hanya menggaruk kepalanya.
Berikutnya sang filsuf bertemu lagi salah satu anak buah kapal lagi dan iapun bertanya.

“ Apakah anda pernah mendalami matematika dan astronomi?”
Sang anak buah kapal hanya menggeleng.
“Seharusnya kau pelajari itu, biar kamu tak tersesat. Dan dengan ilmu itu apa yang kamu lakukan dalam dunia ini selalu tepat dan akurat,” kata sang Filsuf.

Sang filsuf pun kembali kekamarnya. Ia kemudian kembali menikmati bacaanya.
Namun tiba-tiba dari luar kamar penumpang terdengar sirene kapal berbunyi dan kapal tiba-tiba bergetar. Dan ternyata kapal mengalami masalah, dan menabrak karang. Semua penumpang jadi panik. Dan terdengar suara peringatan agar masing-masing penumpang memasang pelampung mereka  tuk selamatkan diri.
Tak terkecuali sang filsuf juga dengan sigap memasang pelampung mereka, dan bergegas menuju tepi kapal dan menunggu perahu darurat diturunkan satu persatu. Sang filsuf menunggu giliran.

Tiba-tiba dari jauh, seorang anak buah kapal berteriak kepala filsuf .

“Tuan..., apakah tuan tahu berenang?”
Dan tiba-tiba sang filsuf menjawab dengan cepat.
“ Saya tidak tahu berenang” jelas filsuf.

Sang anak buah kapal menjawab.

“ wah. Sayang sekali tuan tak pernah meluangkan waktu untuk belajar berenang”.
Kami harus menolong satu persatu penumpang tuan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar