Rabu, 24 Oktober 2012

Berawal dari "Prita"


Harus berhadapan dengan hukum atas pencemaran nama baik rumah sakit OMNI yang harus menjaga martabatnya sebagai rumah sakit mewah. Ini soal konflik Prita Mulyasari terungkap masuk lewat dunia maya, ahirnya ini menjadi petunjuk untuk mengungkap kasusnya yang nyata bisa di meja hijaukan.

Dinegara maju sistem online dipercaya lebih agresif dan praktis, termasuk belanja, mengirim kado ulang tahun kepada kekasih dan sahabat sangat efektif. Juga menggantikan surat menyurat saat jadi pelajar dulu. Tak perlu lagi membeli kertas warna warni lembut yang bergambar kembang dan mengirimnya lewat kartu pos. Juga tak ditemukan lagi ilustrasi cerpen majalah-majalah remaja bergambar surat-suratan. Kita jadi tergantung dengan alat buatan manusia ini.

Soal informasi terbaru baru aku tahu kalau ada kabar anggota DPR plus MPR, gara-gara media online seperti ini. Karena beberapa hari ini aku malas nontong siaran TV dan baca koran pagi. Anggota legislatif kita ingin menyaksikan langsung yang “nyata”, mengunjungi negara lain dalam rangka studi banding. Pengguna Internet terlibat bereaksi, dan meminta legislatif itu menggunakan saja pasilitas layanan internet untuk studi banding. Internet mengajarkan orang berperan sempit tapi kerja praktis. Termasuk menpelajari etika (Ilmu kurang lebih yang aku tahu: bagaimana seharusnya berbuat) pada sistem demokrasi negara moderen katanya dari Yunani kota berperdaban tua itu. Padahal seharusnya agenda serius studi banding,ss bisa mengurangi beban termasuk jika biaya keluar negri harus dilakukan anggota legislatif mengatasi konflik-konflik dan masalahnya. Dibanding mengakses internet dan membanding-bandingkan etika Yunani dalam kantor dan dalam rumah saja.

Mereka boleh memilih, tapi masyarakatpun wajar mengkritisi dimasa-masa teknologi ini apalagi studi bandingnya terkesan jika ada kebutuhan personal. Bukan serius mewakili rakyat. Di negara maju sudah banyak memakai system on line untuk belanja sehari-hari. Kecuali mungkin Umrah ketanah suci sistem online bisa jadi hal ini tak berlaku. Kita bisa dimarahi orang-orang Islam sedunia jika ada ziarah online. Karena ziarah spiritual seperti haji, butuh merasakan langsung sejarahnya. Kecuali konsep cara bertuhan para sufi yang mirip dunia maya.

Dari Koran harian dan kabar online ini banyak mengkritik keberangakatan itu sebab, persoalan dalam negri juga cukup serius harus diurus. Sementara studi banding saat ini mulai disebut buang-buang anggaran negara saja. Namun kabar terus berkembang apa mau dikata ternyata soal studi banding sudah dianggarkan.
“ Wakil rakyat kita bodoh, kenapa harus belajar etika dinegri orang, apakah selama ini kita tak punya etika dalam negri sendiri,” Kata Pak Natsir yang ngotot celoteh tak mau tahu sama sekali ilmu etika tergolong canggih sekelas barat. Celoteh itu saya dengar dari pos ronda samping kost saya.
Kesibukan kerja moderen orang-orang mengharuskan mengakses banyak informasi tambahan lewat internet. Bukan dunia nyata saja, karena dunia nyata berubah menjadi dunia maya dan digantikan oleh laporan dan perangkat internet menjadi dunia yang sungguh-sungguh ada menemani hari-hari kita. Anda dan saya pastinya harus terlibat biar tak tertinggal jauh biar tak gaptek.

Hanya saja yang berbeda didunia nyata, kita bisa melakukan gerakan pisik membuat separuh badan kita bisa berolah raga. Dan sekaligus sedikit meminimalisir radiasi teknologi jika terus terusan akses internet. Pisik kadang membutuhkan gerak otot-otot tak cuma ditempat duduk melulu namun bersososialisasi dengan tetangga, juga saudara se-adam dan se-hawa pasti kita bisa menikmati dunia natural ciptaan tuhan ini indah.

Kebebasan berpendapat saja memilih sebuah jalur khusus yaitu dunia maya. Minimal mengurangi rasa pesimisme dan kekecewaan yang menumpuk dan membebalkan otak.
Tapi, betulkah? dunia maya seperti ini mengikis rasa empati kita didunia nyata. Allahu Wa,lam tuhan luar biasa menciptakan otak kepada kita semua. Namun menurut rekan saya kita akan kembali, tergantung kebutuhan dan latahnya tubuh kita. Karena manusia selalu ingin bervariasi dalam hidup ini. Dan kelak kita ingin merasakan langsung tubuh yang lainya didunia yang sesungguhnya. Ramalan tentang teori ini terdapat dalam film yang pernah kutonton diperankan Will Smite. Ketika robot-robot menguasai bumi, dan keputusanya robot ini mampu menciptakan keteraturan menjaga kedamaian dibandingkan manusia. Dan saat krisis, robot ini melanggar karena ingin bercinta. Ini mitos pencitraan yang coba dibangun manusia teknologi zaman ini. Dan ternyata ia ingin merasakan cinta seperti apa yang dilakukan manusia pada umumnya.

Subhan Makkuaseng Makassar, 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar