Selasa, 20 Agustus 2013

Copernicus hingga Colombus


Dulu seperti aku dan lainya masih kecil begitu aku melihat langit aku seperti mengetahui bahwa bentuk langit itu melengkung menutupi bumi yang datar. Saya yang masih kecil. Namun setelah kita sekolah penjelasan penjelasan lain tentang langit dan bumi itu dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam ternyata akhirnya berbeda. Langit itu tak melengkung, dan bumi itu tak datar melaingkan bulat. Hal ini dibuktikan oleh ahli ilmu alam dengan seperangkat alat bernama teleskop.

Seandainya saya tak lahir dari pengalaman sejarah pengetahuan masa lalu. Baraangkali saya juga ngotot dengan pengalaman panca indra saya yang tanpa teleskop pendukung lainya. Bahwa bumi itu datar, dan langit itu melengkung, seperti penutup makanan diatas baki berisi makanan ibu saya..

Berkat penegtahuan dulu, lalu bumi itu bulatlah dikepala saya. Dan kemudian ada lagi penjelasan lain bahwa bumi itu katanya memiliki grafitasi dan lain sebagainya sehingga manusia tak jatuh dan tak melayang ke udara. Barangkali begitulah terobosan terobosan ilmu pengetahuan  yang telah ada setelah serentetan pengalaman dan penyelidikan manusia sejak dulu abad ke 15-17, seperti teori Copernicus lalu dibenarkan oleh Galileo, sampai merampungkan seperangkat alat teleskopnya buat menyelidiki ruang angkasa dan seterusnya.  Dan juga hasrat penjelajahan Colombus dari benua ke benua. Barangkali saya membayangkan Colombus saat itu, wah..ternyata benar ini. Copernicus benar.. 

Sungguh luar biasa hasrat dan khasanah ilmu pengetahuan orang dulu untuk mengetahui lebih jauh lagi dan lebih jauh lagi. Sehingga juga menggugurkan pengetahuan pengalaman masa kecil saya.  Juga menggugurkan pengalaman manusia pada abad sebelum masa pencerahan itu.